Sabtu, 28 Mei 2011

PENGORGANISASIAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK

BAB I PENGORGANISASIAN

1.1 Pengertian Pengorganisasian
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertain , istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja organisasi.
b. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
c. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

1.2 Teori-Teori Organisasi
Dalam kehidupan nyata orang-orang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama , yang dilakukan adalah kegiatan menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional atau biasa disebut dengan istilah Organisasi. Organisasi dalam hal ini bisa terdapat pada badan usaha , instansi pemerintah , lembaga pendidikan , militer , kelompok masyarakat atau suatu perkumpulan olahraga.
Kata Organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional , seperti organisasi perusahaan , rumah sakit , perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.

BAB II STRUKTUR ORGANISASI

2.1 Pengertian Sturktur Organisasi
Sturktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Sturktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan kedudukan , tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja , standarlisasi ,koordinasi , sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan atau besaran satuan kerja.

2.2 Faktor-Faktor Perancangan Struktur Organisasi
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
2. teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.
3. anggota (pegawai / karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. kemanapun dan cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
4. ukuran organisasi. besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.

Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standarisasi kegiatan
3. Koordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kegiatan

Kelompok Kerja Formal:
1. Pembagian kerja
2. Menejer dan bawahan atau rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen pekerjaan
5. Tingkat manajemen

Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompopk kerja formal yaitu:
1. Kesatuan tugas khusus (task forces)
2. Panitia:
*. tetap (standing committess) disebut juga panitia struktural.
* tidak tetap (ad hoe)
3. Dewan (boards) dan komisi

tujuan dibentuknya panitia manajemen adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen, atau bahkan membuat keputusan sendiri.

BAB III DEPARTEMENTALISASI

3.1 Pengertian Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa – numeral
9. Proyek atau matriks

3.2 Departementalisasi Fungsional
Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.

3.3 Departementalisasi Divisional
Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional dapat diperinci sebagai berikut :
1. Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.
3. Tempat latihan yang baik bagi para manager strategik.

Kelemahah-kelemahan sturktur divisional secara lebih terperinci :
1. Masalah duplikasi sumberdaya dan peralatan yang tidak perlu.
2. Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijakan antara divisi-divisi.

3.4 Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dalam matriks bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe design fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan-kekurangan.

Kebaikan organisasi matriks. Berbagai kebaikan organisasi dapat diperinci :
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manager-manager fungsional.
2. Membebaskan manajeman puncak untuk perencanaan.
3. Menstrimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang bermacam-macam dengan orientasi proyek.

Kelemahan organisasi matriks. Kelemahan-kelemahan organisasi matriks adalah :
1. Mengandung resiko timbulnya perasaan anarki.
2. Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
3. Memerlukan lebih banyak keterampilan-keterampilan antar pribadi.
4. Sangat mahal untuk diimplementasikan.

KEGIATAN KELOMPOK

Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya, terutama kelompok primer.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakes oleh kalangan kelompok tersebut.
Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka.

Penggolongan Kelompok Sosial (Charles H. Cooley)
Primary group
Kelompok primer lebih intensif dan lebih erat antara anggotanya (face to face). Kelompok primer menjadi sangat penting karena merupakan kerangka untuk mengembangkan sifat-sifat sosial. Sifat komunikasi kelompok bercorak pada kekeluargaan dan simpati.

Secondary group
Komunikasi kelompok sekunder merupakan komunikasi dalam hubungan yang tidak langsung, tidak akrab, kurang bersifat kekeluargaan dan bersifat formal, lebih objektif.
Prinsip yang ada dalam kelompok sekunder agar efektif adalah : suasana; rasa aman dan kesadaran berkelompok.

Karakteristik Komunikasi Kelompok

Kepribadian kelompok
Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri, berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya.

Norma kelompok
Norma didalam kelompok mengidentifikasikan anggota kelompok berperilaku. Tiap kelompok menetapkan sistem nilai dan konsep perilaku normatif mereka sendiri. Norma kelompok ini akan menjadi norma individu.
Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelompok akan menerima norma kelompok apabila : (1) Anggota kelompok menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok; (2) Pentingnya keanggotaan kelompok; (3) Kelompok bersifat kohesif, yaitu anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan dapat memenuhi kebutuhan anggotanya; (4) Pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari kelompok.
Efektivitas kelompok dilihat dari aspek produktivitas, moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan dilihat dari keberhasilan anggota dalam mencapai tujuan pribadinya.

Kohesivitas kelompok
Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik diantara anggota-anggota kelompok. Faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok antara lain: (1) Perilaku normatif yang kuat; (2) Lamanya menjadi anggota kelompok.

Pemenuhan tujuan
Individu memiliki tujuan yang paralel dengan tuuan kelompok. Oleh karena itu, para anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari kegagalan tujuan kelompok.

Pergeseran risiko
Keputusan yang diambil kelompok akan lebih besar beresiko daripada keputusan itu diambil oleh satu kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di dalam proses pengambilan keputusan kelompok.

Manfaat Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) dalam berkomunikasi. Kelompok menentukan cara berkata, berpakaian, bekerja, dll. Oleh karena itu, komunikasi kelompok tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.
Menurut Handy (1985), kegunaan komunikasi kelompok adalah: (1) Memenuhi kebutuhan sosial; (2) Membentuk konsep diri; (3) Memberi/ menerima dukungan dan bantuan; (4) Berbagi dengan orang lain.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi Kelompok
The input – process – out put model
Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah sesuatu yang terjadi dalam kelompok dan Out put adalah sesuatu yang dihasilkan kelompok.

The structural perspective
Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-proses-out put model : (a) A general organizing model, menekankan pada bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan untuk aktivitas pengambilan keputusan. (b) The funcional tradition, menekankan pada kualitas kelompok, membahas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan. (c) The interactional tradition, menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok. Bahwa ouput kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi dalam kelompok.

Kepimpinan Kelompok
Ciri-ciri kepimpinan kelompok harus mengacu pada kepentingan bersama. Syarat yang harus dipenuhi antara lain: (a) Berorientasi pada tugas; (b) Menggunakan waktu secara efektif; (c) Berorientasi pada orang; (d) Peduli pada perasaan dan masalah anggota kelompok.

Gaya kepimpinan dalam komunikasi kelompok yaitu:
1. Gaya tunggal yaitu berdasarkan pencapaian tugas yang telah ditentukan bagi kelompok
2. Gaya eklektik yaitu berdasarkan gaya-gaya yang berpusat pada anggota kelompok atau berdasarkan pembagian pada tugas.

Ciri-Ciri Kelompok yang Kompak
Ciri-ciri kelompok yang kompak adalah organisasi baik, hubungan yang baik dan riwayat keberhasilan yang baik.
Dasar pelaksanaan sumbang saran yang harus ditaati antara lain:
1. Tidak boleh melakukan penilaian ide-ide sebelum acara selesai
2. Kelompok harus beranggapan sebagai penghasil ide dan tidak merasa khawatir dengan kualitas idenya.
3. Anggota kelompok dibiarkan berpikir dengan bebas.
4. Ide-ide yang ditawarkan anggota kelompok harus dihargai dan dikembangkan.

Tahapan penyelesaian masalah pada kelompok yang kompak adalah :
1. Mengklarifikasi tugas yang harus diselesaikan
2. Mengidentifikasi solusi yang akan dilaksanakan
3. Membuat dan mengimplementasikan rencana tindakan

Pengorganisasian Kegiatan Kelompok
Langkah-langkah dalam penyelenggaraan kegiatan kelompok adalah :
Merencanakan pengorganisasian kegiatan kelompok
Meliputi kegiatan : merencanakan masalah; siapa yang menjadi peserta; sasaran kegiatan; waktu pelaksanaan dan tempat kegiatan; metode yang digunakan; media yang digunakan; jenis pencairan kelompok yang digunakan; evaluasi kegiatan.

Mempersiapkan tempat
Meliputi : mempersiapkan ruang dan perlengkapannya; persiapan alat tulis, alat bantu, materi; persiapan tempat duduk; pengeras suara; meletakkan alat bentu sesuai kebutuhan.

Melaksanakan kegiatan
Bagian-bagian kegiatan kelompok adalah : (a) Pembukaan, menentukan jalannya presentasi/ diskusi kelompok; (b) Bagian utama kegiatan, mencakup materi yang akan disampaikan; (c) Bagian penutup, bagian terpenting dari seluruh kegiatan.
Mengakhiri kegiatan dapat dilakukan dengan cara: mengatakan bahwa waktu telah habis, merangkum, menunjukkan pertemuan selanjutnya, berdiri, isyarat tangan, menyampaikan catatan singkat dan memberikan tugas.

Mengevaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dapat mengetahui dan menganalisa kebutuhan peserta untuk mempersiapkan pembicaraan yang akan datang, memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang akan datang, mengetahui dampak kegiatan kelompok dan menentukan keberhasilan kegiatan.

Strategi Bidan untuk Membantu Kelompok yang Negatif Sesuai Tipe Kelompok
Menurut Smith dan Bass (1982)
1. Menciptakan perasaan yang dimiliki
2. Menciptakan lingkungan yang peka
3. Mendorong partisipasi dan kontribusi
4. Menghargai pendapat yang berbeda
5. Menciptakan perasaan komitmen

Menurut Tarigan (2002)
Tipe Pasif
Strategi bidan adalah : mengajukan pertanyaan langsung pada peserta; meminta berbagi perasaan dengan pasangannya; meminta untuk menulis komentar; memberikan insentif; mengubah metode penyampaian.

Tipe Agresif
Strategi bidan adalah : mengajukan pertanyaan tentang penyebab agresif; memberi kesempatan untuk mencurahkan perasaan dirinya; tidak menggangap orang tersebut sebagai wakil kelompok; mempresentasikan data; memprakarsai diskusi secara pribadi.

Tipe Banyak Bicara
Strategi bidan adalah : memberi tanggung jawab tertentu dan memberikan kesempatan berperan sebagai pemimpin kelompok; menghindarkan pandangan atau menghadapkan tubuh pemandu ke arah peserta lain; beritahu dengan cara yang halus; memberi tugas secara tertulis.

Tipe Pesimis
Strategi bidan adalah : menjadi pendengar yang aktif; memberi jawaban yang positif; menanyakan pendapat anggota lainnya tentang pendapat orang tersebut.

Tipe Pelawak
Strategi bidan adalah : memberi tanggung jawab; mengajukan pertanyaan dan mempertimbangkan lawakannya dalam mencairkan suasana.

Referensi
Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Kelompok.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.
Wiryanto, 2004. Ilmu Komunikasi. PT Gramedia, Jakarta.

kegiatan kelompok